Lanskap langit Dubai adalah bukti ambisi, kumpulan mahakarya arsitektur yang memukau. Namun, bahkan di sini, beberapa bangunan berhasil tampil menonjol, memikat imajinasi dengan keberanian dan visi artistik yang luar biasa. The Opus karya Zaha Hadid tak diragukan lagi adalah salah satu tengara tersebut. Terletak di distrik Burj Khalifa yang bergengsi, dekat Downtown Dubai dan Business Bay, bangunan ini bukan sekadar menara biasa; ini adalah pernyataan pahatan yang digagas oleh sang 'Ratu Lengkung' legendaris sendiri. Dikembangkan oleh Omniyat dan diwujudkan oleh Zaha Hadid Architects (ZHA), The Opus dirancang pada tahun 2007 dan diselesaikan secara anumerta antara tahun 2018 dan 2020. Dengan luas lebih dari 84.000 meter persegi yang tersebar di 20 lantai, bangunan ini memegang predikat unik sebagai satu-satunya proyek hotel di mana Zaha Hadid secara pribadi merancang arsitektur yang menawan sekaligus interior yang rumit. Keajaiban serbaguna ini mewujudkan gaya cair Hadid, menawarkan kontras yang berbeda dengan desain linear di area tersebut. Mari kita jelajahi filosofi, bentuk, dan fungsi yang menjadikan The Opus ikon arsitektur avant-garde di Dubai. Visi Sang 'Ratu Lengkung': Filosofi Zaha Hadid yang Terwujud
Memahami The Opus membutuhkan pendalaman filosofi arsitektur inti Zaha Hadid. Karyanya secara konsisten mengeksplorasi hubungan dinamis antara padat dan kosong, interaksi permukaan buram dan transparan, serta pembauran batas antara ruang interior dan eksterior. Hadid terkenal karena mendorong batas material seperti beton, baja, dan kaca, yang membuatnya mendapat julukan 'Ratu Lengkung' berkat bentuk-bentuk cair khasnya. Di The Opus, filosofi ini diwujudkan secara dramatis melalui kontras antara bentuk eksternal bangunan yang presisi seperti kubus dan kekosongan organik yang mengalir bebas yang diukir tepat di tengahnya. Kekosongan sentral ini bukan hanya ruang kosong; ini adalah volume arsitektural yang disengaja, elemen kunci yang menciptakan koneksi visual dan menawarkan perspektif unik dari dalam bangunan. Hadid sering menemukan inspirasi dalam bentuk-bentuk alami, seperti bentuk halus yang diciptakan oleh erosi, sebuah tema yang digaungkan di sini dan dalam proyek-proyek seperti Guangzhou Opera House. "Biomimikri lembut" ini, sebagaimana disebut oleh seorang kritikus, menyatu dengan desain parametrik dan rekayasa canggih, mendorong batas-batas teknologi. CEO pengembang Omniyat, Mahdi Amjad, mencatat bahwa desain ini menemukan kembali keseimbangan antara padat dan kosong, mencerminkan "sensibilitas pahatan" yang unik. Bangunan ini, yang dirancang sebagai satu kesatuan utuh meskipun secara struktural terpisah menjadi dua menara, menunjukkan komitmen Hadid terhadap koherensi, memperluas bahasa cairnya dari gestur eksterior yang megah hingga perabotan interior yang dipesan khusus. Ini adalah visi yang bertujuan untuk menciptakan "mahakarya arsitektur yang bermakna". Kekosongan yang Menentukan: Bentuk Eksterior dan Keajaiban Rekayasa
Jantung The Opus, baik secara harfiah maupun kiasan, adalah kekosongan sentralnya yang menakjubkan. Bayangkan sebuah kubus sempurna, kokoh dan megah. Sekarang, bayangkan sebuah bentuk bebas setinggi delapan lantai yang sangat besar diukir dari intinya – itulah esensi desain The Opus. Ruang yang "tererosi" ini lebih dari sekadar gimik visual; ini adalah elemen fundamental yang mendefinisikan bangunan, menciptakan dialog yang menarik antara lekukan organik kekosongan dan garis ortogonal kubus yang tajam. Ini memungkinkan pemandangan keluar dari pusat bangunan, menghubungkan interior dengan lanskap kota di sekitarnya dengan cara yang tak terduga. Secara struktural, bangunan ini dengan cerdik terdiri dari dua menara beton bertulang terpisah yang tampak sebagai satu kubus terpadu. Menara-menara ini dihubungkan di bagian dasar oleh atrium empat lantai dan, secara dramatis, jauh di atas tanah oleh jembatan baja asimetris tiga lantai. Jembatan yang mengesankan ini membentang selebar 38 meter dan berada 71 meter di atas permukaan tanah, membutuhkan teknik konstruksi inovatif seperti peluncuran segmental untuk mencapai integrasi yang mulus. Seluruh struktur dibalut fasad kaca insulasi berlapis ganda yang canggih. Sisi luar kubus dilengkapi lapisan UV dan pola frit cermin – titik-titik kecil – yang mengurangi perolehan panas matahari sekaligus menekankan bentuk murni kubus dan membuat bangunan seolah larut dalam pantulan langit dan kota. Fasad yang melapisi kekosongan adalah tempat di mana rekayasa benar-benar bersinar. Meliputi 6.000 meter persegi, fasad ini menggunakan 4.300 panel kaca unik – beberapa datar, beberapa melengkung tunggal, beberapa melengkung ganda, dan masing-masing berbobot hingga 800kg. Merancang dan membuatnya membutuhkan pemodelan digital 3D canggih untuk memetakan kurva kompleks dan mengoordinasikan unit kaca yang dipesan khusus dengan struktur baja di bawahnya. Kontraktor spesialis membuat ribuan tabung baja dan aluminium bengkok 3D yang unik untuk membentuk rangkanya. Pada malam hari, kekosongan mengalami transformasi yang menakjubkan, diterangi oleh 5.000 LED yang dapat dikontrol secara individual yang tertanam di dalam panel kaca, menciptakan "konstelasi" dinamis yang dapat diprogram di seluruh permukaan melengkung. Di Dalam Pahatan: Fungsionalitas Serbaguna dan Interior yang Cair
Di luar eksteriornya yang menawan, The Opus adalah pusat aktivitas yang semarak, mengintegrasikan berbagai fungsi secara mulus dalam bentuk pahatannya. Ini adalah rumah bagi hotel ME Dubai, yang dioperasikan oleh Meliá Hotels International, yang menempati sebagian besar bangunan. Selain hotel, kamu akan menemukan ruang kantor Grade A, 96 hunian berlayanan mewah, selusin restoran dan kafe, bar atap yang trendi, gerai ritel, spa, dan bahkan klub malam. Ini adalah mikrokosmos sejati kehidupan perkotaan yang terkandung dalam sebuah mahakarya arsitektur. Tata letak bangunan dengan cerdik menavigasi hubungan antara dua menara dan kekosongan sentral. Lantai dasar dirancang untuk transparansi dan aksesibilitas, menampilkan zona ritel dan berbagai jalur yang mengarah melalui dua lobi utama. Atrium empat lantai menghubungkan menara-menara di tingkat ini, berfungsi sebagai pusat utama. Mungkin ruang yang paling dramatis adalah lobi hotel ME Dubai, yang terletak tepat di bawah kekosongan, dengan langit-langitnya terbentuk dari kaca lengkung kekosongan tersebut. Area yang luas ini memiliki tiga tingkat galeri dengan balkon pahatan yang menjorok menghadap lobi yang ramai di bawahnya. Bahkan jembatan tingkat tinggi memiliki fungsi lebih dari sekadar penghubung, yaitu menampung fasilitas tamu. Yang terpenting, desain interior, yang juga dipimpin oleh ZHA, mengalir mulus dari arsitektur eksterior. Perabot yang dipesan khusus yang dirancang oleh Zaha Hadid Design, seperti sofa 'Petalinas' dan pod 'Ottomans', mengisi ruang publik dan kamar tamu, menggemakan bentuk organik bangunan. Karena lekukan bangunan, banyak dari 93 kamar dan suite hotel berbentuk unik. Kamar tamu menampilkan tempat tidur unik rancangan Hadid, sementara kamar mandi memamerkan koleksi 'Vitae' yang futuristik, dengan garis-garisnya meniru air yang mengalir. Keberlanjutan juga dijalin di dalamnya, dengan fitur seperti sensor hunian, botol air yang dapat digunakan kembali, dan sistem pengomposan limbah. Ikon Avant-Garde: Dampak The Opus pada Dubai
The Opus bukan sekadar bangunan lain di Dubai; ini adalah pernyataan kuat yang secara signifikan meningkatkan reputasi kota untuk arsitektur avant-garde yang mutakhir. Desainnya yang radikal, terutama kekosongan sentral yang berani dan kurva yang kompleks, menjadikannya struktur yang menonjol bahkan di kota yang terkenal dengan ambisi arsitekturalnya. Sebagai proyek pertama Zaha Hadid di Dubai di mana ia memimpin desain eksterior dan interior, bangunan ini berdiri sebagai proyek warisan unik bagi peraih Pritzker Prize tersebut. Ini dengan sempurna mewujudkan prinsip-prinsip desain parametrik dan estetika cair yang menjadi ciri khas karya-karyanya di kemudian hari, menunjukkan bagaimana alat digital dan rekayasa canggih dapat mewujudkan visi yang sangat kompleks. Realisasi sukses dari kekosongan bentuk bebas dan kulit kacanya yang rumit adalah pameran kuat dari konstruksi inovatif dan teknologi material. Visi pengembang Omniyat untuk memperlakukan arsitektur sebagai "karya seni yang unik" sepenuhnya terwujud di sini, sejalan dengan strategi Dubai untuk menugaskan 'starchitects' (arsitek bintang) untuk bangunan-bangunan tengara. The Opus berfungsi dengan cemerlang di berbagai tingkatan: sebagai objek pahatan menakjubkan yang memperkaya tatanan kota, dan sebagai bangunan serbaguna yang sangat fungsional. Desainnya dengan mahir menyeimbangkan padat dan kosong, kehadiran eksternal dan pengalaman internal. Tidak mengherankan, bangunan ini telah menerima berbagai penghargaan, termasuk pengakuan dari CTBUH dan Middle East Architect Award, yang memperkuat statusnya sebagai destinasi mewah dan modis. Keistimewaan arsitektural ini juga berarti nilai investasi, dengan fitur-fitur uniknya yang menghasilkan harga premium dan meningkatkan profil Dubai untuk real estat yang signifikan secara arsitektural. Pada akhirnya, The Opus mendiversifikasi portofolio arsitektur Dubai dan dengan kuat mempromosikan kota ini sebagai pusat global untuk desain yang mendobrak batas.